D’Genjrenk Merilis Debut Single Berjudul Janji Musisi

Group musik asal Tangerang yang memiliki tagline Band Pelepas Dahaga, D’Genjrenk, akan merilis debut single berjudul Janji Musisi pada 30 Juni 2023 di kanal YouTube dgenjrenkband. Single Janji Musisi ini dirilis untuk meramaikan pasar musik di Indonesia dan menjadi tonggak bagi karir bermusik D’Genjrenk. Perilisan single Janji Musisi dilakukan dengan melakukan promosi di semua sosial media dan menyebarkan siaran pers sebagai bentuk publikasi dan promosi.

D’Genjrenk dari kiri ke kanan ; Erick (drum), Renji (vokal), Dian (gitar), Innu (bass)

Dipilihnya Janji Musisi sebagai debut single perdana dikarenakan hasil diskusi semua personil yang beranggotakan Renji (Vokal), Innu (Bass), Erick (Drum), dan Dian (Gitar). Alasan lainnya adalah karena respon penonton saat mendengarkan lagu ini dibawakan secara live di acara Welcome Back to Japan Corner (30 April 2023) di Mangga Dua Square dan penampilan di acara FX Japan Rock and Idol Festival (13 Mei 2023) di FX Sudirman Jakarta. Melihat respon di acara itu akhirnya semua personil sepakat untuk merilis single Janji Musisi ini sebagai single debut.

Lagu dan lirik Janji Musisi ditulis oleh Renji dan musiknya dibuat bersama semua personil D’Genjrenk. Renji mengakui bahwa lagu ini ditulis sebagai bentuk ikrar seorang musisi yang akan terus bernyanyi apapun yang akan terjadi. Menurutnya ada tanggung jawab seorang musisi dan tanggung jawab itulah yang membuat sang musisi berjanji terhadap dirinya sendiri, penggemar, dan juga semesta. Semua personil D’Genjrenk berharap agar karyanya ini dapat diterima oleh banyak orang. Single ini juga nantinya akan tersedia di semua platform musik digital.

Teaser lagu Janji Musisi

Nakama Festival Siap Digelar, Do As Infinity Jadi Guest Star

Sepanjang tahun, acara bertema jejepangan silih berganti. Dari yang diadakan oleh sekolah maupun  oleh swasta, daya tarik acara Jejepangan memang memberikan sebuah pengalaman yang beragam. Kita bisa sebut acara-acara tahunan seperti Gelar Jepang, Jak-Japan Matsuri, Komifuro, AFA ID sampai Ennichisai yang selalu sukses mendatangkan banyak pecinta jejepangan untuk datang ke acara-acara tersebut.

Tahun ini, sebuah festival jejepangan lainnya akan digelar. Nama festival itu adalah Nakama Festival. Acara akan digelar pada 2 dan 3 September 2017 di Ecopark  Ancol. Mengklaim sebagai ‘The Biggest Japan Festival‘, Nakama Festival tentu punya sesuatu yang harus bisa dipertanggungjawabkan atas klaim tersebut.

LMagz Nakama 2017 Main Poster

Tim L-Magz yang mengikuti proses dari awal sampai saat ini merasa bahwa konsep yang diusung Nakama Festival merupakan sebuah konsep yang bagus dan tidak salah jika mereka memakai klaim tersebut, setidaknya menurut kami.

Pertama, acara ini merupakan satu dari tiga bagian yang diusung Nakama. Penamaan Nakama mengambil dari kata ‘NAmi’, KAhou’, dan ‘MAchi’. Yang diadakan pada bulan September nanti hanyalah bagian Machi-nya saja. Demi menjaga kerahasiaan, tentu kami tidak bisa secara detail menjelaskan apa itu Nami dan Kahou. Namun percayalah jika tiga konsep ini terwujud maka klaim mereka yang mengaku sebagai ‘The Biggest Japan Festival‘ ini tidak akan terbantahkan.

Lupakan sejenak untuk klaim tersebut. Mari kita bahas konsep Machi yang akan diadakan dalam waktu dekat.

Pengisi Acara

Hampir semua nama yang tampil pada pagelaran perdana ini merupakan artis yang familiar bagi kita. Mereka adalah JKT 48, Hiroaki Kato, Enka Girls, Tokyolite, Shojo Complex, Honeybeat, dan REDSHiFT.

Namun tidak ada yang lebih membuat heboh pecinta Jejepangan setelah Nakama merilis info bahwa Do AS Infinity akan dipastikan tampil di pagelaran perdana ini. Perlu diingat bahwa penampilan Do As Infinity ini merupakan penampilan perdana di Indonesia. Setelah sekian lama akrab menemani pecinta anime lewat lagu Fukaimori yang menjadi soundtrack anime Inuyasha, kini duo Van Tomiko dan Ryo Owatari bisa bertemu sapa dengan orang-orang yang tumbuh bersama dengan mereka melalui soundtrack tersbut. Terlebih, Do As Infinity akan merilis single baru pada 27 September yang diberi judul To Know You. Sehingga bukan tidak mungkin fans di Indonesia bisa mendengar secara langsung lagu terbaru tersebut secara live.

LMagz Nakama Do AS Infinity
http://www.d-a-i.com/news/detail.php?id=1052287

Fasilitas

Berdasarkan siaran pers yang kami terima dan juga diskusi bersama panitia Nakama Festval, dikatakan bahwa di sana nantinya akan ada beberapa fasilitas yang sayang untuk dilewatkan. Seperti Bungee Running, Bungee Trampolin, Rodeo  dan Double Slide. Wahana-wahana ini bisa dimainkan dengan gratis.

Selain itu, akan ada Kids Corner yang tentunya bisa membuat kamu-kamu yang sudah berkeluarga bisa santai sejenak ketika si kecil sudah mulai rewel. Tak lupa akan ada rumah hantu alias obake dengan tema Aokigahara, hutan yang sering dijadikan tempat untuk bunuh diri di Jepang sana.

Dikatakan juga bahwa akan ada permainan – permainan berhadiah asal Jepang seperti Kingyo Sukai, Ninja Big Dart, Daruma Otoshi, Bottle Bowling, dan Kan Tsumi yang pastinya akan membuat pengunjung semakin ingin mencoba peruntungan mereka.

Jika hal itu masih kurang, panitia juga menyediakan tenda untuk menginap di sana. Tenda tersebut terbatas. Ada 50 tenda dengan kapasitas 4 orang dan 20 tenda untuk kapasitas 2 orang. Ini menjadi sesuatu yang baru dan sangat membantu untuk orang-orang yang berasal dari luar Jakarta ataupun untuk mereka yang ingin mencicipi pengalaman camping di festival seperti yang lazim dilakukan di festival-festival besar seperti Glastonbury, Okeechobe Music Festival, Rocklahoma, Delfest, Light In The Bottle, atau di Indonesia seperti Jazz Gunung dan RRREC Fest In The Valley.

Terlebih area tersebut dilengkapi wi-fi dan akan ada spirit lantern yang bisa diapungkan di sekitar Ancol. Jika kita mau jujur, coba ingat lagi festival Jejepangan sejenis mana yang bisa memberikan fasilitas-fasilitas seperti yang ditulis di atas? Rasanya belum ada.

Gathering Komunitas

Satu lagi yang menjadi daya tarik acara ini adalah adanya gathering komunitas. Dengan disediakannya ruangan khusus, nantinya akan ada banyak komunitas Jejepangan yang bisa mendaftar untuk ikut di acara tersebut.

Panitia memberikan fasilitas yang juga sangat menggiurkan. Selain disediakannya perlengkapan standar macam meja, kursi, dan sumber listrik, panitia juga menjanjikan adanya 30 free pass, 10 meals, dan (ini yang menarik) uang Rp. 1. 5 Juta untuk masing-masing komunitas sebagai uang pembinaan.

LMagz Nakama 2017

LMagz Nakama 2017

Bayangkan. Jika biasanya kita ingin membuka booth di acara Jejepangan, kita sudah lebih dulu harus membayar sejumlah uang untuk mendapatkan spot booth tersebut. Seperti yang diketahui, kebanyakan komunitas maupun fanbase tidak memiliki dana kas. Sehingga sulit bagi komunitas untuk bisa promo dan menunjukkan eksistensi mereka di sebuah acara, Namun di Nakam Festival justru menjadi antitesis. Selain digratiskan biaya pendaftaran, disediakannya space untuk melakukan aktivitas di pusat (dengan tujuan agar lebih mendapat sorotan), panitia justru memberikan uang kepada komunitas dengan jumlah yang cukup besar untuk dana kas komunitas. Sekali lagi, coba diingat, festival Jepang mana yang pernah memberikan fasilitas seperti ini sebelumnya?

Tiket

Untungnya, harga tiketnya amat murah. Dengan Rp. 165.000/hari, kita sudah bisa masuk dan menikmati wahana serta mencicipi berbagai macam suasana baru yang coba disuguhkan oleh Nakama. Dengan harga Rp 165.000, kita bisa menyaksikan Do As Infinity.

Panitia juga memberikan benefit lain. Misalnya 200 pembeli pertama via Indomaret akan mendapatkan voucher sebesar Rp. 50.000, 50 pembeli pertama akan mendapatkan Lantern of Spirit, dan untuk 100 pembeli pertama dari website Nakama akan mendapatkan official merchandise dari Nakama.

Untuk membeli 2 hari, harga yang tadinya Rp. 165.000 menjadi Rp.150.000/hari. Jadi total selama 2 hari hanya Rp. 300.000. Dan, akan disediakan tenda camping untuk 20 pembeli pertama.

Penawaran lainnya, untuk membeli 3 tiket, harganya menjadi Rp.450.000 (@Rp.150.000) dan mendapatkan free 1 tiket. Begitupun jika membeli untuk 3 tiket 2 hari (terusan), maka akan mendapatkan 1 free tiket terusan (dua hari) seharga hanya Rp. 900.000 dan diberi fasilitas tenda camping (50 pembeli pertama), free wifi, dan aktivitas sampai jam 03.00 pagi.

LMagz Nakama 2017 Tiket

Kesimpulan

Rasanya, acara seseru ini dan banyaknya fasilitas serta hal baru yang disuguhkan amat sangat sayang untuk dilewatkan. Apalagi jika tidak info ini tidak disebar. Bukan apa-apa. Mensukseskan acara ini merupakan salah satu cara agar pasar Jejepangan masih tinggi dan acara sejenis bisa menaikkan standar acara mereka agar semakin berkembang. Salah satu alasan orang enggan ke acara Jejepangan adalah isinya yang gitu-gitu aja. Pemilihan Eco Park sebagai venue pun menjadi penyegaran bagi kita yang selama ini terbiasa dengan Boulevard UI, Parkir Timur Senayan, dan Kawasan Blok M Square. Eco Park adalah sebuah penyegaran.

Dan oh iya, kami juga membayangkan bahwa Nakama Festival berikutnya bisa membawa L’Arc-en-Ciel ke Indonesia. FYI, mereka sudah lakukan approach untuk tahun ini. Namun karena kita tahu adanya konflik antara management dengan band membuat hal itu tidak bisa terwujud di tahun ini. Pesan dari kami, mari ramaikan acara ini agar mimpi kita bisa melihat L’Arc-en-Ciel kembali ke Indonesia menjadi kenyataan.

P.S, sejauh ini, baru Nakama Festival yang sangat serius dan ambisius untuk mendatangkan L’Arc-en-Ciel ke acaranya mereka. So, kita support aja.

Info :

www.nakamafestival.com

https://www.facebook.com/nakamafestival/

 

 

**

Renji.

Mengenal Tokyo Dome Lebih Jauh

Dalam artikel L-Magz pada 31 Desember 2015 dikatakan bahwa salah satu ramalan yang ditulis adalah bahwa venue konser ulangtahun L’Arc akan diadakan di suatu tempat di Tokyo. Hampir satu tahun berikutnya ternyata ramalan tempat itu terbukti ketika L’Arc akan mengadakan konser 2 hari sebagai konser ulangtahun yang akan diadakan bulan April. Tempat di Tokyo itu adalah Tokyo Dome.

tokyo-dome

Tentang Tokyo Dome
Tokyo Dome berlokasi di Bunkyo, Tokyo. Dibangun pertama kali pada 16 Mei 1985 dan dibuka untuk publik pada 17 Maret 1988. Nama aslinya adalah The Big Egg atau ada juga yang menyebutnya Tokyo Big Egg. Fungsi utama Tokyo Dome adalah sarana olahraga baseball yang begitu populer di Jepang. Saat ini, tenants setia yang memakai Tokyo Dome sebagai homebase adalah Yomiuri Giants dari NPB Central League yang sudah setia sejak 1988 sampai sekarang. Klub baseball Nippon Ham Fighters (dari NPB Pacific League) pernah juga memakainya sejak 1988 sampai 2003. Japanesse Baseball Hall of Fame juga berada di stadion yang memiliki kapasitas 46.000 untuk pertandingan baseball dan sekitar 42.500 – 55.000 untuk event lain seperti konser.

Banyak artis dan musisi dunia yang telah mentorehkan namanya dalam daftar musisi yang pernah main di Tokyo Dome. Misalnya saja Bon Jovi, Guns n Roses, Paul McCartney, The Rolling Stones, dan banyak lagi. Michael Jackson adalah salah satu musisi dengan penampilan terbanyak di Tokyo Dome dengan total 22 kali penampilan. Sedangkan konser 4 hari janet Jackson pada 1990 mencatat hasil penjualan tiket tercepat yaitu 7 menit. Kemudian rekor tersebut dipecahkan oleh L’Arc-en-Ciel pada tahun 1997 saat menggelar konser Reincarnation.

L’Arc-en-Ciel dan Tokyo Dome
Setelah konser Reincarnation tahun 1997, berikutnya adalah konser REAL LIVE pada 2000, konser Asia Tour pada 2005, 15th L’Anniversary setahun berikutnya (2006), dan 3 hari di tour L’7 pada 2008. Setelahnya, L’Arc-en-Ciel akan kembali bermain di Tokyo Dome dalam 25th L’Anniversary pada tahun 2017, atau 9 tahun lamanya setelah konser tekahir L’Arc di Tokyo Dome.

Dalam dua kali konser L’Arc di Tokyo Dome, dikatakan bahwa keduanya memecahkan rekor penjualan tiket tercepat. Jika tiket konser Reincarnation pada tahun 1997 membutuhkan waktu 4 menit untuk menghabiskannya, di konser 15th L’Anniversary hanya membutuhkan 2 menit untuk menyandang status sold out. Bukan tidak mungkin jika penjualan tiket secepat itu akan terjadi lagi di konser 25th L’Anniversary mendatang.

Sebuah Siklus
Dalam skena musik Jepang (kami tidak membicarakan idol), ada sebuah siklus tidak tertulis yang menjadi ukuran sebuah band memiliki karir yang mulus. Diawali dari debut dan main di gigs-gigs sekelas club sampai hall, kemudian para band akan tampil di Nippon Budokan. Dan kemudian prestise akan diraih ketika para band bisa tampil di Tokyo Dome. L’Arc butuh waktu 4 tahun untuk mencapai Budokan dan 7 tahun untuk mencapai Tokyo Dome.

Tahapan seperti ini sepertinya masih berlaku bagi band-band yang ingin berkarir untuk menaklukan industri musik di Jepang. Dua tempat yang disebut di atas masih menjadi ukuran keberhasilan sebuah band dalam menapaki tangga kesuksesan yang akan mereka catat dalam perjalanan karir mereka.

25th L’Anniversary
Tempat ini akan menjadi venue konser ulang tahun L’Arc-en-Ciel bulan April mendatang. Itu artinya kita bisa menduga-duga akan seperti apa nantinya. Misalnya dari setup panggung. Area yang luas bisa dimanfaatkan dengan adanya mini stage seperti yang pernah dilakukan di 15th L’Anniversary dan L’7. Bukan tidak mungkin bahwa mini stage akan ada kembali di konser nanti. Dalam dua konser terakhir (LIVE 2014 dan L’ArCASINO), keduanya memiliki mini stage. Sehingga probabilitas adanya mini stage bukanlah sesuatu yang bisa kita ragukan. Cerita akan berbeda jika (manajemen) L’Arc lebih memilih meniadakan mini stage dengan tujuan meningkatkan penjualan tiket dengan menambah jumlah penonton pada area yang hendak dijadikan mini stage.

img_20161220_064113

Sebagai fungsinya, Tokyo Dome yang hampir dua dekade ini tentu memiliki banyak kenangan dengan manusia-manusia yang pernah mengunjunginya. Tentu ada tawa bahagia dari mereka yang memenangkan pertandingan baseball. Ada juga air mata. Baik dari para penonton yang kecewa, atau dari para fans X-JAPAN yang menangis saat X-JAPAN menggelar konser terakhirnya. Yang pasti, ada banyak kisah di stadion yang terkenal ini. Anda pun bisa ikut merasakan atmosfer itu saat berkunjung langsung ke Tokyo Dome jika Anda hendak menyaksikan 25th L’Anniversary mendatang. Jika Anda datang, ceritakanlah pengalaman itu kepada kami semua.

Renji

Kami Kembali

exs-slider-were-back

L-Magz nyaris saja tenggelam tatkala kesibukkan para crew di redaksi terlalu sibuk dalam urusan utamanya. Edisi 21 adalah edisi terakhir L-Magz yang rilis pada bulan Agustus 2016. Ada kekosongan nyaris selama 3 bulan.

Namun, adanya berita-berita terpanas seputar L’Arc belakangan ini membuat kami merasa harus menjalankan kembali fungsi utama kami sebagai media yang menyalurkan gelombang informasi yang terkait di dalamnya. Kabar 25th L’Anniversary bisa menjadi bahan berita yang perkembagannya perlu untuk dipublikasikan. Keutuhan sebagai satu kesatuan ini jauh lebih menarik dibanding berita tentang personilnya. Terlalu banyak kabar tentang Hyde yang harus dipublikasikan yang nantinya L-Magz merasa ada ketidakseimbangan dalam pemberitaan. Ini mirip dengan akun-akun fandom di Twitter yang mengatasnamakan L’Arc namun isi beritanya cenderung ke Hyde. Kami tidak mau seperti itu.

Selain itu, alasan lainnya adalah kami akan mengadakan acara Tibute To Hyde pada bulan Januari mendatang. Ini juga informasi yang tiap perkembangannya perlu dipublikasikan kepada khalayak. Bukan semata-mata agar acara ramai, namun lebih dari itu. Ada agenda yang secara terang-terangan ingin dicapai oleh kita semua; mendatangkan L’Arc-en-Ciel kembali ke Indonesia.

Maka, yang kami harapkan adalah semoga saja hadirnya L-Magz bisa membuat para pembaca bisa lebih setia mengikuti perkembangan berita yang ada dan mampu menyebarluaskannya di semua akun sosial media Anda serajin Anda membagikan link-link yang berisi pro-kontra dari suatu masalah sosial politik dan agama yang belakangan ini menjadi jurang pemisah antara fans Cielers yang satu dengan lainnya.

Yang kita bicarakan hanya L’Arc-en-Ciel dan yang berhubungan dengan itu. Karena kita semua terhubung karena mereka dan bisa bersenang-senang serta mengharu biru karenanya.

Redaksi

Silent Siren Akan Kunjungi Jakarta Dalam Rangka World Tour

Bulan September nanti, Silent Siren akan kembali ke Indonesia. Lawatan kali ini merupakan lawatan dalam rangka world tour.

IMG_20160825_201711

Venue acara akan diadakan di Upper Room, Annex Building, Thamrin pada tanggal 9 September. Dalam poster yang beredar, acara akan dimulai pukul 19.30.

Untuk bisa menyaksikan konser Silent Siren ini panitia menyediakan 2 kategori tiket yakni VIP yang dijual seharga Rp. 350.000 dan Regular seharga Rp. 200.000. Tiket bisa didapatkan di kiostix.

Baca juga : Galeri Foto Konser Silent Siren 2015

Ini bukan yang pertama bagi Silent Siren mengunjungi Indonesia. Pada 2015, Silent Siren tampil sebagai guest star di puncak acara Gelar Jepang UI dan sebulan berikutnya untuk melakukan sebuah pertunjukkan tunggal. Yang menarik adalah kunjungan terakhir Silent Siren terjadi pada bulan September dan venue acara merupakan venue yang sama dengan konser kali ini.

LMagz Silent Siren20

Baca juga : Report Konser Silent Siren 2015

(Renji)

Foto-Foto Keseruan Gelar Jepang UI 22

Gelar Jepang UI 22 memang sudah berakhir. Dalam gelaran puncak yang diadakan di Parkir Timur Senayan Jakarta ini, kami merekam foto-foto untuk menyajikannya kepada Anda yang tidak sempat datang.

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

 

LMagz GJUI 22
Menuju panggung utama

 

IMG_0351a

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

 

LMagz GJUI 22
Seorang performer di mini stage

 

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22
Idol juga manusia

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22
Melayani foto bareng

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22
Tak ada booth, emperan pun jadi

 

 

LMagz GJUI 22

LMagz GJUI 22

 

Foto oleh : Adi Saputra, Renji

Artikel mengenai acara Gelar Jepang UI 22 bisa dibaca di https://lmagzindonesia.wordpress.com/2016/08/21/gelar-jepang-ui-22-sebuah-laporan-langsung/

 

Gelar Jepang UI 22, Sebuah Laporan Langsung

LMagz GJUI 22

Puncak perayaan acara tahunan Gelar Jepang UI ke 22 baru saja selesai akhir pekan lalu,tepatnya pada 20 Agustus 2016. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnnya, Gelar Jepang tahun ini diadakan jauh dari lingkungan kampus Universitas Indonesia. Parkir Timur Senayan di Jakarta menjadi tempat yang dipilih untuk pagelaran terakhir ini setelah sebelumnya pada 13 dan 14 Agustus, rangkaian acara Gelar Jepang ke 22 dengan tema ‘Grasp The Festivity’ ini telah lebih dulu diadakan di Pusat Studi Jepang, Universitas Indonesia.

Baca juga : Laporan GJUI 22 Hari Pertama dan Kedua

LMagz GJUI 22

Kepada L-Magz, salah satu panitia mengatakan bahwa dipilihnya lokasi yang jauh dari kampus adalah karena memang tempatnya (yang dalam beberapa tahun ini selalu diadakan di Boulevard UI) sudah tidak bisa menampung banyaknya penonton di hari ketiga. Hal ini memang sesuai dengan apa yang ada di pikiran L-Magz. Beberapa orang yang kami tanyai juga beranggapan seperti itu. Hasilnya, orang bisa lebih leluasa dan bebas untuk beraktivitas. Transaksi antara pembeli dan penjual juga bisa tertata dengan baik karena lokasi yang ada di pinggir-pinggir terbebas dari lajur utama untuk menuju ke area panggung utama. Kerumunan pengunjung bisa dipecah ke beberapa titik. Booth P3K yang dulu pernah kami kritik pun sekarang menjadi lebih baik dengan menempatkannya di area yang lebih tenang dari kerumunan maupun bisingnya suara. Terlepas dari membaiknya panitia dalam memberikan tempat yang lebih nyaman, satu yang menjadi hilang yang paling L-Magz rasakan adalah suasana kampus.  UI yang masuk dalam daftar top ranking di Indonesia tak terasa keberadaannya saat di Parkir Timur. Bisa dibilang Gelar Jepang rasa Jak-Japan Matsuri, sebuah acara tahunan yang juga diadakan di lokasi tersebut. Menariknya, acara Jak Japan Matsuri sendiri akan diadakan di tempat yang sama dua minggu kemudian.

LMagz GJUI 22

Kembali ke Gelar Jepang. Pada dasarnya tidak ada yang berbeda dari Gelar Jepang lainnya. Aneka bazzar, booth makanan Jepang, penjual asesoris, booth fandom, ada di setiap sudut. Belum lagi para co-street yang berkeliaran dan ramah memenuhi perimintaan pengunjung untuk foto bareng. Belum terhitung para Pokemon master yang juga ada di antara semua pengunjung (Anda termasuk, mungkin?). Maid cafe dan photo booth juga ada. Adanya mini stage di dekat pintu masuk acara membuat penonton terbelah antara melihat penampil di panggung utama atau pemenang lomba karaoke dan lomba dance di mini stage. Satu poin lebih dari gelaran tahun ini adalah adanya art exhibition yang memamerkan beragam karya visual. Baik dari seniman maupun para pemenang lomba manga.

LMagz GJUI 22
Seorang performer di mini stage

LMagz GJUI 22
Art Exhibition

Di edisi tahun lalu, kami juga sempat menulis tentang kebiasaan buruk penonton dalam menjaga lingkungan dengan cara membuang sampah sembarangan. Entah memang berhubungan atau tidak dengan tulisan kami, yang pasti ada perbaikan di tahun ini dengan berkelilingnya panitia untuk menjaga sampah sambil membawa papan bertuliskan larangan membuang sampah sembarangan dan MC yang juga secara terus menerus menghimbau penonton untuk peduli lingkungan. Jika memang berhubungan, berarti panitia Gelar Jepang UI memang terbuka untuk semua masukan, saran, maupun kritik.

Baca juga : Report Gelar Jepang UI 21

LMagz GJUI 22
Menuju panggung utama

GUEST STAR

Gelar Jepang UI dalam tiga tahun terakhir memang kerap mendatangkan artis dari Jepang sebagai guest star. Jika di pagelaran 20 ada YUN*CHI, di 21 ada Silent Siren, di pagelaran ke 22 ini panitia mendatangkan 3 artis langsung. Mereka adalah idol group FES✩TIVE, LOVERIN TAMBURIN, dan Shing02 feat Spinmaster A1. Faktor tidak dapatnya sponsor utama seperti 2 gelaran sebelumnya rasanya membuat panitia memilih nama lain dari artis utama yang diincar seperti yang dilampirkan dalam proposal kerjasama yang dikirim kepada kami sebagai media partner.

Guest star pertama yang tampil adalah LOVERIN TAMBURIN. Jadwal acara yang ngaret dikarenakan banyaknya kendala teknis tidak membuat animo penonton berkurang. Bisa jadi karena diadakan hdi hari Sabtu, sehingga menonton acara masih bisa disaksikan lebih lama ketimbang jika diadakan di hari Minggu. LOVERIN TAMBURIN sebelumnya pernah tampil di Ennichisai, bulan Mei lalu. Sehingga Aya dan Akihiro telah mengetahui bagaimana penonton di Indonesia. Bukan hal sulit bagi mereka untuk bisa memanaskan suasana. Penonton semakin bersorak saat secara perlahan dan vokalis Aya mencopot pakaiannya secara bertahap yang dimulai dari bagian lengan dan kemudian roknya.

LMagz GJUI 22
Aya, LOVERIN TAMBURIN.

Penampil berikutnya adalah Shing02 feat Spinmaster A1. Shing02 adalah rapper yang dibesarkan di Tanzania dan Inggris. Latar belakangnya membuat ia fasih dalam bahasa Inggris. Mengenai penampilannya, Shing02 bisa dibilang adalah yang paling menarik yang L-Magz lihat diantara guest star lainnya. Alasannya sederhana; Shing02 adalah seorang rapper. Kami harus memuji keberanian panitia untuk membawa seorang rapper ke acara jejepangan. Ketika sebuah acara jejepangan identik dengan idol group, jpop, jrock, anime song, vocaloid, di Gelar Jepang UI ini mereka menampilkan sesuatu yang baru yaitu hip-hop. Penonton mudah untuk memberikan apresiasi kepada rapper ini. Para penonton diajak larut untuk menganggukkan kepala ataupun menaikturunkan tangan dalam dentuman musik maupun ocehan sekaligus curhatan Shing02. DJ Spinmaster A1 tampil lebih dulu untuk unjuk kebolehan memainkan piringan dan mood penonton untuk ikut berpesta. Namun mood L-Magz sedikit terganggu ketika back vocal dari musik yang dimainkannya mengeluarkan kata ‘M-F’.

LMagz GJUI 22
Shing02

Puncak dari semua guest star adalah sekelompok dara belia yang menamakan dirinya FES✩TIVE. Tidak perlu mengomentari tulisannya yang sedikit merepotkan dengan tanda bintang ditengahnya, stamina para dara ini patut diacungi jempol. Pasalnya, siang sampai sore hari menjelang mereka tampil, para dara ini berada di booth mereka untuk melakukan penjualan merchandise. Belum lagi dengan tampil di acara televisi pagi hari sehari sebelumnya dan melakukan konferensi pers pada malam harinya disusul dengan check sound pada malam hari setelah hujan lebat mengguyur Jakarta. Belakangan diketahui kalau hal inilah yang konon membuat acara menjadi ngaret karena pihak hotel di sekitaran acara merasa keberatan dengan kebisingan yang masih terjadi pada pukul 1 dini hari sehingga pengisi acara yang lain baru bisa melakukan check sound pada pagi harinya.

LMagz GJUI 22
FES☆TIVE

LMagz GJUI 22
Sesaat sebelum perform

PENGUMUMAN OBAKE

Setelah maghrib, Obake baru diberi kesempatan untuk naik panggung di panggung utama. Memakai pakaian berwarna merah dan putih, rasanya sangat beralasan mengingat negara ini masih dalam rangka merayakan hari kemerdekaan. Penonton dan Obake tahu caranya bersenang-senang, maka lagu-lagu seperti Drivers High, Stay Away, dan Anata sangat mudah untuk diterima. Yang agak sulit diterima mungkin pengumuman di akhir penampilannya. Vokalis Wibi mengatakan bahwa penampilan Obake di Gelar Jepang tahun ini merupakan salah satu penampilan terakhirnya. Intinya mereka tidak bubar, hanya saja Wibi mengatakan kepada L-Magz  kalau status Obake akan vakum dalam waktu yang tidak ditentukan. Dengan vakumnya Obake, kedepannya gelaran acara jejepangan akan kehilangan salah satu performer terbaik (dan terkocak) nya.

FINAL WORD

Gelar Jepang UI 22 semakin nyaman untuk dikunjungi. Area yang lebih luas untuk ditapaki, bisa semakin dieksplor dengan adanya area baru seperti art exhibition. Dengan begini, para artist memiliki ruang untuk unjuk karya secara lebih ekslusif. Para artist yang biasanya cukup puas dengan pamer karya di Instagram atau devianart kini punya tempat bagus untuk memajang karya. Ruang luas lainnya bisa dipakai kemudian hari untuk acara lain seperti misalnya clinic instrument dengan mengundang gitaris lokal potensial. Syukur-syukur kalau yang dibawa adalah dari Jepang. Kami juga memiliki saran kepada GJUI untuk mengadakan lomba menulis artikel tentang Gelar Jepang UI. Hal ini sekaligus untuk mengajak kita warga negara Indonesia untuk tertarik dengan minat menulis. Dengan berbagai macam sudut pandang dari peserta, nantinya bisa menjadi evaluasi ke depan. Status kampus juga akan terangkat. Juara mendapat keuntungan berupa hadiah dan karya yang dimuat di surat kabar  (misalnya) sedangkan kalian mendapat berbagai macam perspektif. Win-win solution.

Dan semoga ada ruang khusus untuk komunitas terutama yang menjadi media partner. Karena sebenarnya komunitas itu biasanya memiliki konsep maupun ide-ide menarik namun terkendala dana. Komunitas di jejepangan itu sifatnya sukarela dan enggan mengambil keuntungan dari sisi finansial antar aggotanya. Sehingga para fanbase itu hampir dikatakan tidak memiliki dana. Namun masalah ide dan konsep, biasanya tidak kalah kok.

LMagz GJUI 22
Tak ada booth, emperan pun jadi

Mengenai guest star, semoga panitia bisa selalu memberikan sesuatu yang baru, yang ekslusif, dan hanya ada di Gelar Jepang. Menampilkan Shing02 adalah keputusan hebat dan berani. Maka bukan tidak mungkin di Gelar Jepang berikutnya makin banyak ide-ide liar untuk membuat acara ini semakin beragam dan unik. Misalnya mengundang dancer Kenichi Ebina, atau illusionist Hiroki Hara, atau  dengan mengundang dua-tiga gitaris top Jepang untuk pamer skill di panggung utama misalnya. Guitar Battle akan menjadi sesuatu yang menarik. Nama Marty Friedman adalah yang paling mudah dibawa. Ia hebat, tinggal dan fasih berbahasa Jepang. Atau jika ingin semakin liar, membawa ‘The Samurai Guitarist’ MIYAVI ke Gelar Jepang berikutnya rasanya bukan sesuatu yang mustahil. Sulit? Belum tentu.

So, kami menunggu kalian (baik panitia dan penonton) di Gelar Jepang UI 23. Matta ne~

LMagz GJUI 22

Penulis : Renji

Foto : Renji, Adi Saputa

(Foto penampilan LOVERIN TAMBURIN, Shing02, dan FES☆TIVE dari HPD Gelar Jepang UI 22. Thanks Jess..!)

*Kumpulan foto lainnya bisa dilihat di https://lmagzindonesia.wordpress.com/2016/08/22/foto-foto-keseruan-gelar-jepang-ui-22/

Laporan Gelar Jepang UI 22 Hari Pertama Dan Kedua

Gelaran hari pertama dan kedua dari rangkaian acara tahunan Gelar Jepang UI telah selesai dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu, 13 dan 14 Agustus kemarin. Acara yang dibuat oleh Himpunan Mahasiswa Japanologi , Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (HIMAJA FIB) ini berhasil mendatangkan 20.000 pengunjung.

LMagz GJUI 22

Aneka lomba seperti lomba cover dance, lomba cosplay, lomba karaoke, lomba Gundam, lomba makan ramen, sampai workshop seperti workshop komik, workshop memasak bersama Kewpie diadakan di dua hari tersebut. Selain anek lomba, terdapat pula area photobooth, bazzar, pameran seni, dan rumah hantu (obakeyashiki).

LMagz GJUI 22

Puncak pagelaran Gelar Jepang akan diadakan pada tanggal 20 Agustus di Parkir Timur, Senayan. Ada berbagai macam acara, bazzar, dan juga penampilan bintang tamu. Dalam tiga tahun terakhir ini Gelar Jepang kerap mendatangkan bintang tamu langsung dari Jepang. Jika tahun lalu ada Silent Siren, tahun ini ada Tamburin Loverin, FES*TIVE, dan Shing02 yang menjadi bintang tamunya. Untuk Cielers, akan ada penampilkan dari band Obake. Obake akan tampil membawakan lagu-lagu L’Arc-en-Ciel dan lagu karyanya sendiri. Menurut rundown yang kami dapat dari siaran pers, Obake akan tampil pukul 17.15. Harga tiket masuk sebesar Rp.40.000. So Cielers, mari ramaikan Gelar Jepang 22 hari ketiga.

LMagz Poster GJUI 22

(Renji)

Tetsuya dan Leadership

Dalam sebuah organisasi maupun kelompok, hampir selalu ada seorang yang menjadi leader. Karena seorang leader atau pemimpin memiliki fungsi sebagai seorang pengawas, perencana, pengambil keputusan, dan juga pemberi motivasi, maka kita bisa melihat bahwa tugas seorang pemimpin begitu sentral dan vital.

LMagz Boss Leader

Di L’Arc-en-Ciel, Tetsuya yang menjadi leader. Status leader ini sudah diembannya sejak awal. Rasanya memang tidak berlebihan karena beberapa keputusan vital dan penting untuk L’Arc memang tidak lepas dari pengaruh Tetchan. Masuknya Ken, Hyde, dan Yukihiro sebagai member L’Arc tidak lepas dari peran serta Tetsuya. Di L-Magz edisi sebelumnya, kami sempat menulis tentang 20 moment terbaik dan terkelam L’Arc-en-Ciel, di mana diantaranya tertulis peran Tetsuya dalam membentuk musik dan group serta menentukan keputusan untuk kebersamaan dalam bermusik.

Tetsuya Sebagai Pengambil Keputusan

Yang sangat bisa dilihat adalah saat Mr. Oishi selaku big boss dari MAVERICK DC sedang meminta (atau lebih tepatnya menunggu) jawaban dari Tetsuya tentang boleh atau tidaknya merekam adegan-adegan dalam rangkain World Tour tahun 2012 untuk dijadikan sebuah film dokumenter. Tetsuya tidak memberikan jawaban apapun dan hanya terdiam, terlihat betul-betul memikirkan segala baik dan buruknya, positif dan negatif, serta bagaimana pengaruhnya. Sebuah adegan yang bisa kita saksikan bersama di dalam video dokumenter Over The L’Arc-en-Ciel.

Bagi seorang pemimpin, mengambil keputusan harus diimbangi dengan kapasitas dan kualitas dalam memandang ke depan. Karena jika salah melangkah, bukan tidak mungkin hal buruk akan terjadi.

LMagz Tetsuya OTL

Tetsuya Sebagai Pemimpin Dekokratis

Barangkali type pemimpin seperti inilah yang banyak dianut oleh banyak leader dalam sebuah band. Karena anggota yang lain memiliki hak yang sama, maka setiap keputusan bisa menjadi sangat sensitif bagi sebagian personil yang lain. Setiap orang bebas untuk menunjukkan karyanya, jika memang memiliki kapasitas dalam membuat lagu, misalnya. Di L’Arc-en-Ciel, personil yang paling banyak menyumbang karyanya adalah Ken. Ini membuktikan bahwa meskipun Tetsuya seorang pemimpin, namun dalam proses berkarya, Tetsu mempersilahkan personil lain untuk unjuk gigi.

Menurut Keilmuan

Dilihat dari sudut pandang keilmuan, rasanya Tetsuya masuk kedalam sebagai type pemimpin demokratis. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua anggota dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal dan kerjasama yang baik. Kepemimpinan tipe ini sangat menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasihat dan sugesti anggota. Juga bersedia mengakui keahlian orang lain.

Setiap pemimpin mempunyai gaya masing-masing dalam menjalankan organisasinya. Dengan mempertimbangkan hal-hal yang akan dituju demi kepentingan band, sebuah pertanyaan muncul; apa yang menjadi tujuan bermusik Tetsuya bersama L’Arc sekarang?

 LMagz Tetchan

(Renji)

Acara Tahunan Gelar Jepang UI Digelar Bulan Agustus Ini

Langsung saja. Inilah salah satu acara tahunan terbesar yang kita nantikan. Lingkari dan kosongkan jadwal kalian pada bulan Agustus nanti karena gelaran Gelar Jepang UI yang tahun ini masuk edisi 22 akan dihelat selama 3 hari.

LMagz Poster GJUI 22

Event selama 3 hari ini digelar pada 13 dan 14 Agustus yang diadakan di Pusat Studi Jepang di lingkungan kampus Universitas Indonesia, Depok, sedangkan hari ketiga yang merupakan puncak acara Gelar Jepang akan digelar pada 20 Agustus di Parkir Timur Senayan, Jakarta.

Perubahan tempat ke Parkir Timur Senayan ini merupakan yang kedua kalinya. Perubahan pertama adalah dari Pusat Studi Jepang ke Boulevard UI yang masih ada di sekitaran kampus. Sedangkan perubahan kedua adalah dengan dipindahkannya acara puncak ke Parkir Timur Senayan. Kabar baiknya, Jakarta yang merupakan central dari seluruh wilayah kota penyangga menjadi amat mudah dijangkau. Jadi besar kemungkinan puncak acara ini akan semakin ramai dan (semoga) meriah. Kabar buruknya adalah kita tidak bisa merasakan suasana salah satu kampus terbaik yang dimiliki oleh Indonesia ini. Tapi jangan khawatir karena kita masih bisa mengunjungi di hari pertama dan kedua yang diadakan di lingkungan kampus.

Mengenai guest star yang akan tampil, akan ada FES*TIVE, LOVERIN TAMBURIN, dan Shin02 Feat A1. Selain guest star yang berasal dari Jepang tersebut, akan ada penampilan dari Hydra, RedShift, dan Hiroaki Kato sebagai special performance.

LMagz Loverin Tamburin

LMagz FES TIVE

LMagz Shing02

Sangat menarik bagaimana acara puncak GJUI ini diadakan di luar kampus. Maka sebaiknya kosongkan jadwal untuk bisa menghadiri seluruh rangkaian acara ini.

(Renji)